Cara Dahsyat Allah Memberikan Keberlimpahan Luarbiasa Kepada Ibrahim dan Ismail: Dari Perih Menjadi Hikmah dan Keikhlasan

Oleh: F. Nabil Pratama
Ketua Umum PC IPM Sucinaraja
Wakil Sekretaris PC Pemuda Muhammadiyah Sucinaraja
Menganalogikan diri dengan figur Nabi Ibrahim sebagai seorang nabi dan seorang ayah yangmenghadirkan kompleksitas dan tantangan substansial. Pengalaman pahit Jatuh, Terluka, Kecewa, danKeperihan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjalanan tersebut. Dalam Surah Ash-Shaffat ayat100, Nabi Ibrahim dengan penuh harap ia berdoa kepada Allah SWT. Seraya berkata "Ya Tuhanku,anugerahkanlah kepadaku keturunan yang saleh."
Doa yang penuh pengharapan ini dikabulkan oleh Allah dengan menganugerahkan kabar gembiraberupa kelahiran Ismail, seorang putra yang kelak menjadi penerusnya. Kehadiran Ismail membawakebahagiaan bagi Ibrahim di usia senjanya.
Namun, di tengah kebahagiaan tersebut, datanglah cobaan. Dalam mimpi, Nabi Ibrahim diperintahkanoleh Allah SWT. untuk menyembelih Ismail, putra yang telah lama ia nantikan. Dengan ketundukanpenuh bahwa Ismail adalah milik mutlak Sang Pencipta, Nabi Ibrahim bertanya, "Wahai anakku,sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu!" Atas karuniaAllah Yang Maha Agung, Ismail, dengan ketenangan hati, menjawab, "Wahai ayahku, lakukanlah apayang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orangsabar."
Mendengar keteguhan putranya, Ibrahim menitikkan air mata. Dengan kepasrahan mutlak kepadakehendak Ilahi, ia membaringkan Ismail, putranya, bersiap untuk melaksanakan perintah tersebut.Namun, pada saat krusial, Allah SWT. berfirman, "Wahai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkanmimpi itu." Sebagai ganjaran atas ketaatan paripurna, Allah menggantikan Ismail dengan sembelihanberupa hewan besar untuk dikorbankan, dan sang putra kembali ke pangkuan Nabi Ibrahim dan Hajar.Lebih lanjut setelahnya, Allah menganugerahkan kabar gembira dengan kelahiran Ishak, kabar gembirauntuk Nabi Ibrahim dan Sarah, menegaskan limpahan karunia-Nya.
Itulah cara dahsyat Allah memberikan hikmah atas keperihan menjadi Ibrahim dan Ismail kala itu. Darijatuh menjadi tumbuh. Walau dengan perintah berat, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tetap mentaatinya.Luka batin pun bisa menjadi tanah subur bagi pertumbuhan kehidupan. Dari luka menjadi cahaya,Ibrahim dan Ismail membawa pesan bahwa luka bukan untuk disesali, tapi untuk dipelajari. Darinya,cahaya ketegaran akan bersinar. Dari kekecewaan menjadi keikhlasan, dari mereka hadir air mata,luka, dan kehilangan. Tapi ada satu hal yang lebih besar: keikhlasan yang melahirkan ketaqwaan. Dariperih menjadi hikmah, hadirnya kesimpulan bahwa tidak semua kehilangan itu buruk. Kadang, ituadalah cara Allah menyusun keberlimpahan yang lebih besar.
✦ Tanya AI