• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Perang Dagang Trump: Ternyata Tak Berdampak, Pertumbuhan Ekonomi Global Melonjak!

img

OECD baru-baru ini mengumumkan peningkatan dalam proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2025, yang kini diperkirakan mencapai 3,3%, meningkat 0,1 poin persentase. Hal ini diperkuat oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari Amerika Serikat. Di sisi lain, negara-negara seperti Prancis dan Jerman diperkirakan mengalami penurunan 0,3 poin persentase, menjadi 0,9% dan 0,7% secara berurutan. Penurunan ini diakibatkan oleh krisis politik yang tengah melanda kedua negara tersebut, serta tekanan fiskal yang semakin meningkat.

Menurut laporan yang dirilis pada Rabu, 4 Desember 2024 oleh CNBC Indonesia, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump—yang berencana mengenakan tarif tinggi terhadap mitra dagang—dikhawatirkan akan memperburuk kondisi perdagangan internasional. Eswar Prasad, kepala divisi China di Dana Moneter Internasional (IMF), menegaskan bahwa tindakan tarif tersebut bisa merugikan baik perdagangan Amerika Serikat maupun ekonomi global secara keseluruhan.

Selain itu, lembaga riset ING juga menerbitkan analisis yang menunjukkan bahwa berbagai kebijakan tarif dapat meningkatkan biaya konsumen dan inflasi. James Knightley, ekonom dari ING, mengungkapkan bahwa jika tarif diterapkan secara universal pada tingkat 10%-20% untuk semua barang impor dan 60% untuk barang dari Tiongkok, maka konsumen AS bisa menghadapi beban tambahan hingga US$2.400 per tahun.

Situasi ini menyebabkan banyak negara di seluruh dunia berupaya mengurangi dampak dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat, dengan mencari strategi untuk menghindari beban tarif yang semakin meningkat. Inovasi dan investasi dapat terhambat karena ketidakpastian ini, berpotensi mengarah pada penurunan pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.

© Copyright 2024 - Muhammadiyahgarut.com: Gerakan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Added Successfully

Type above and press Enter to search.