Keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW dalam Syariat Berkurban

Oleh Ravi Firdaus
Ibadah kurban merupakan salah satu syariat yang penuh makna dalam Islam. Ia bukan sekadar menyembelih hewan, melainkan manifestasi ketaatan, keikhlasan, dan pengorbanan hamba kepada Tuhannya. Dua sosok agung yang menjadi teladan utama dalam pelaksanaan dan penghayatan makna kurban adalah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW.
Keteladanan Nabi Ibrahim AS
Kisah kurban bermula dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya, Ismail AS. Perintah ini datang melalui mimpi yang berulang-ulang, yang oleh Nabi Ibrahim diyakini sebagai wahyu dari Allah SWT. Tanpa ragu dan dengan penuh keikhlasan, Nabi Ibrahim bersiap melaksanakan perintah tersebut. Ia pun menyampaikan hal ini kepada putranya.
Ismail AS, yang saat itu masih belia, menunjukkan ketaatan luar biasa. Ia berkata, "Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS. As-Saffat: 102).
Ketika Nabi Ibrahim hampir melaksanakan penyembelihan, Allah SWT mengganti Ismail dengan seekor domba yang besar sebagai bentuk ujian yang telah dilalui dengan sempurna. Allah memuji Nabi Ibrahim dan menjadikan peristiwa ini sebagai landasan syariat kurban bagi umat Islam.
Peristiwa ini mengajarkan bahwa ibadah kurban adalah simbol ketaatan mutlak kepada perintah Allah dan kesiapan untuk mengorbankan apa yang paling dicintai demi ridha-Nya.
Keteladanan Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW, sebagai penerus ajaran tauhid, menegakkan syariat kurban sebagai bagian dari ajaran Islam. Beliau sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk berkurban dan menjadikan ibadah ini sebagai sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan).
Rasulullah SAW tidak hanya memerintahkan, tetapi beliau juga melaksanakan kurban setiap tahun. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau berkurban dua ekor domba yang gemuk dan bertanduk, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk umatnya yang tidak mampu berkurban.
Hal ini menunjukkan kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada umatnya serta komitmennya dalam menjalankan syariat. Beliau meneladani Nabi Ibrahim dan menghidupkan semangat pengorbanan dalam bentuk yang lebih luas: tidak hanya fisik dan materi, tapi juga waktu, tenaga, dan kepentingan pribadi demi kemaslahatan umat.
Makna dan Pelajaran dari Keteladanan Dua Nabi
Keteladanan Nabi Ibrahim AS mengajarkan kita tentang totalitas ketaatan kepada Allah, bahkan ketika diuji dengan hal yang paling berat. Sementara itu, keteladanan Nabi Muhammad SAW menunjukkan bagaimana syariat tersebut dijalankan dengan kasih sayang, keteladanan nyata, dan keinginan untuk meringankan umat.
Syariat kurban bukan sekadar ritual tahunan, tetapi pengingat bahwa keimanan dan pengorbanan adalah fondasi utama dalam hubungan manusia dengan Allah. Dalam berkurban, kita diajak untuk merenungi: apakah kita siap mengorbankan sebagian dari yang kita cintai demi taat kepada Allah dan demi kebaikan sesama?
Ravi Firdaus
adalah Ketua PC Pemuda Muhammadiyah Tarogong;
Wakil Sekretaris PD Pemuda Muhammadiyah Garut.
✦ Tanya AI