Jangan Alergi Bicara Politik di Masjid, Umat Islam Harus Melek Politik

Pada Minggu ini, Ahad 1 Juni 2025, program rutin pengajian bulanan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cibunar bertempat di Masjid Jami Nurul Hidayah Cipancur Desa Cibunar Kecamatan Cibunar - Garut, sebagai mubaligh-nya Ustadz. Aep Saepudin, S.Ag., dengan tema tausiyahnya adalah Jangan alergi kita berbicara politik di masjid demi umat islam melek politik sehingga tidak menjadi korban politik dari oknum politisi yang terkadang manis di bibir tapi pahit di perbuatan.
Berdasarkan keterangan dari pembawa acara, pada Minggu ini yang memberikan tausiyah Ustadz. Aep Saepudin, S.Ag, yang menjabat Sekretaris Majelis Pustaka dan Informasi PDM Garut dan juga sebagai Anggota Korp Mubaligh Muhammadiyah Garut.
Sebelum acara tausiyah dimulai terlebih dahulu dibacakan beberapa ayat suci al qur'an berikut terjemahannya yang dipimpin oleh Ustadz. Entang, kemudian dilanjutkan dengan pemberitahuan/pengumuman oleh Aip Ridalifah selaku Ketua PRM Cibunar,
Aip Ridalifah menyampaikan, "Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, dimana kerja keras selama 4 tahun dari Panitia Pemekaran Desa Cisalam, Alhamdulillah telah membuahkan hasil, insya Allah dalam waktu dekat antara Senin/Selasa akan ada pelantikan Pejabat Kades Cisalam oleh Bupati Garut, yang selanjutnya akan bertugas untuk melakukan pelayanan publik kepada warga masyarakat yang ada di Dusun III yang mencakup 8 RW, jadi ketika warga masyarakat ada keperluan untuk pelayanan publik bisa langsung datang ke Kantor Persiapan Desa Cisalam di Kp. Salam 1, RW 5." Kata Ketua PRM Cibunar memberikan sekilas informasi sebelum dimulainya program rutin pengajian bulanan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cibunar.
Kata Aip Ridalifah, “Selama 2 tahun berjalan akan dilaksanakan pelayanan publik. Untuk itu warga masyarakat harus bisa memanfaatkan pelayanan ini dengan baik, jadi sekarang lebih dekat ke Kantor Desa Cisalam daripada ke Desa Cibunar, kemudian ketika ada program pembangunan harus kita dukung bersama untuk kesuksesan proses Desa Persiapan sehingga pada saatnya nanti ditetapkan sebagai Desa Definitif, sedangkan nantinya tentang siapa yang akan menjadi Kades Cisalam, harus menempuh prosedur Pemilihan Kepala Desa Cisalam, semua warga masyarakat punya hak yang sama untuk memilih dan dipilih," ungkapnya.

Sementara itu Ustadz. Aep Saepudin dalam tausiyahnya menyampaikan, "Berkaitan dengan Pemekaran Desa Cisalam, Alhamdulillah tahun ini akan dimulai proses pelayanan publik-nya sebagai Desa Persiapan, untuk itu harus kita dukung bersama apa yang menjadi program dari Pj. Kades Cisalam, Karena Perjuangan untuk Pemekaran Desa Cibunar ini sudah cukup lama diusungnya sejak zaman Ketua BPD Cibunar Alm. Ustadz. Effendi, kemudian dilanjutkan oleh Alm. Asep Tapip, lalu oleh Bpk. Cahyo dan sekarang Ketua BPD-nya di pimpin oleh Rohmanudin, semoga setelah adanya Desa Persiapan warga masyarakat yang ada di Dusun III dapat terbantukan, pelayanan publik dan kemasyarakatan lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah serta lebih efisien," tuturnya.
“Di era digitalisasi, modern dan canggih ini, model dakwah harus bisa dikemas sedemikian rupa untuk menarik simpati dari para jama'ah, jangan menggunakan metode ceramah saja, perlu ada model yang bisa membuat jama'ah hidup dan terjalin komunikasi, kalau perlu adanya tanya jawab disaat-saat penyampaian materi, demikian pula untuk materinya tidak mesti bicara soal agama, ibadah, shalat dan hukum islam lainnya, tapi kita juga harus mampu memberikan pencerdasan kepada para jamaah tentang politik, ekonomi, sosial budaya dan lainnya sehingga masyarakat jadi melek politik dan tidak menjadi korban politik dari oknum politisi yang terkadang manis di bibir tapi pahit di perbuatan, dimana ketika mereka sudah jadi dan terpilih sebagai anggota DPR RI, DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota, Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota, mereka lupa akan janji-janji kampanyenya," kata Bung Aep yang juga dipercaya sebagai Ketua Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Musholla Indonesia (FAHMI TAMAMI) Kabupaten Garut.
"Kita tidak boleh alergi bicara politik di Masjid, Madrasah atau di Tempat Pengajian lainnya, ingat bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum yang menjamin kebebasan kepada warganya untuk menyampaikan pendapat baik secara lisan, tulisan dan perbuatan, jadi seorang Ustadz/Mubaligh/Penceramah, harus bisa memberikan pencerahan dan pencerdasan kepada jamaahnya untuk tahu tentang kriteria bagaimana memilih calon pemimpin sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena kalau salah dalam menentukan pilihan, nantinya akan berdampak untuk masyarakat itu sendiri. Satu contoh akibat masyarakat sudah di cekoki bahwa Politik itu Licik dan Kotor, akhirnya orang-orang yang ahli dan paham tentang keagamaan tidak mau terjun dalam politik, dan pada akhirnya yang akan menjadi calon legislatif/eksekutif adalah para politikus yang haus akan kekuasaan, kemudian menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, tapi setelah mereka terpilih, banyak fakta membuktikan para wakil rakyat atau pemimpin bangsa, mereka lebih taat dan patuh kepada Ketua Parpolnya daripada memperjuangkan nasib rakyat yang masih banyak kelaparan, tidak punya pekerjaan dan tumbuhkembangnya kemaksiatan, perkelahian, pembunuhan, prostitusi karena bertumpuknya pengangguran," bebernya tanpa tedeng aling-aling.
Di penghujung tausiyahnya Aep Saepudin yang juga berprofesi sebagai Guru PKn di SMKN 1 Garut, berseru: “Ingat Allah SWT Berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum/umat/bangsa/daerah/kampung, kalau warga masyarakat yang ada di kampung/daerah tersebut tidak mau merubahnya. Dengan dasar tersebut, tentunya peran dari masyarakat sangat menentukan, ingat ada peribahasa, suara Rakyat adalah suara Tuhan, maka suaranya jangan sampai digadaikan untuk kepentingan Parpol tertentu atau karena dikasih sesuatu sehingga idealisme ditukar dengan uang/fulus, yang jika dibagi selama 5 tahun, itu tidak ada apa-apanya. Marilah sekarang untuk cerdas dalam menentukan pilihan, ingat umat Islam di Indonesia adalah mayoritas, maka sudah sepantasnya nanti yang memimpin Indonesia adalah rakyat Indonesia asli yang memiliki komitmen untuk memajukan bangsanya sendiri, memajukan Potensi-potensi dan Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan rakyatnya bukan untuk untuk sekelompok orang, golongan, konglomerat tertentu, oligarki, pihak asing dan aseng," gelegar suara Abah Aep Saepudin menutup tausiyahnya. (DM).
✦ Tanya AI